Penasihat Komite Strategis dan Pusat Riset OJK, Ahmad Buchori, mengatakan perusahaan teknologi finansial/financial technology atau fintech syariah memiliki prospek yang sangat besar di Indonesia.”Prospek fintech syariah luar biasa ke depannya karena kita negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
“Prospek fintech syariah luar biasa ke depannya karena kita negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Apalagi fintech banyak digunakan untuk crowd funding, kemudian ada potensi ke wakaf, zakat, dan infak,” ujarnya di gedung Menara 165, Jakarta, Senin, 14 Mei 2018.
Ahmad pun menyebut perkembangan fintech syariah diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi syariah. Berdasarkan data OJK, hingga Februari 2018, total aset keuangan syariah Indonesia di luar saham syariah mencapai Rp 1.117,88 triliun dengan kurs Rp 13.707 per dolar Amerika Serikat.
Sukuk negara menempati posisi tertinggi dalam pembagian aset syariah Indonesia dengan Rp 542 triliun, kemudian disusul perbankan syariah dengan total aset Rp 429,36 triliun.
Secara pembandingan year-on-year, pembagian porsi tiga aspek keuangan syariah, yaitu perbankan syariah, industri keuangan non-bank (IKNB) syariah, serta pasar modal syariah, juga mengalami peningkatan. Hingga Februari 2018, perbankan syariah mengisi porsi 38,40 persen, IKNB syariah 8,89 persen, serta pasar modal syariah 52,70 persen.
Kapitalisasi saham syariah hingga kurun waktu yang sama juga telah mencapai Rp 3.861,6 triliun. Dalam market share keuangan Indonesia secara keseluruhan, perbankan syariah memiliki aset Rp 429,36 triliun, IKNB syariah 99,31 triliun, serta pasar modal Rp 589,21 triliun. “Market share keuangan syariah Indonesia sebesar 8,22 persen, sementara keuangan konvensional 91,78 persen,” kata Ahmad.
Meski begitu, hingga saat ini, dari 50 perusahaan fintech penyelenggara peer-to-peer lending, baru satu yang bergerak di bidang syariah, yaitu PT Ammana Fintek Syariah. CEO Ammana Lutfi Adhiansyah menargetkan total dana wakaf yang dibayarkan melalui perusahaannya Rp 250 miliar pada tahun ini.
“Jadi, kalau untuk pembiayaan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), target kami Rp 100 miliar. Untuk tahun ini, ditambah amanah dari Forum Wakaf Produktif, transaksi sekitar Rp 250 miliar,” ujarnya di gedung Menara 165, Jakarta.
sumber : bisnis.tempo.co